Rabu, 01 Januari 2014

SHALAT IED DI MASJID KARENA KEHUJANAN

                                                              بسم الله الرحمن الرحيم     


 Dewan Hisbah Persatuan Islam setelah MENGINGAT: 

 1. Pelaksanaan ied Rasulullah saw. yang senantiasa dilakukan di masjid berdasarkan hadis-hadis, antara lain

 عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ......- رواه البخاري 

 Dari Sa’id al-Khudri, ia berkata, “Nabi saw. keluar pada hari idul fitri dan idul adha menuju mushala, maka hal yang paling pertama dilakukannya adalah shalat.” H.r. Al-Bukhari


2. Ada riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah melaksanakan salat ied di masjid sebagai berikut: 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّهُمْ أَصَابَهُمْ مَطَرٌ فِي يَوْمِ عِيْدٍ فَصَلَّى بِهِمُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم العِيْدَ فِي الْمَسْجِدِ – رواه أبو داود و الحاكم والبيهقي 

 Dari Abu Huraerah, sesungguhnya mereka kehujanan pada hari ied, maka Nabi salat ied mengimami mereka di masjid. H.r. Abu Daud, Al-Hakim, dan al-Baihaqi

 MENDENGAR:

 1. Sambutan dan pengarahan dari Ketua Dewan Hisbah KH.Akhyar Syuhada
 2. Sambutan dan pengantar dari Ketua Umum PP Persis K.H. Drs. Shiddiq Amien, MBA
 3. Makalah dan pembahasan yang disampaikan oleh: K.H. Rahmat Najieb
 4. Pembahasan dan penilaian dari anggota Dewan Hisbah terhadap masalah tersebut di atas

 MENIMBANG:

 1. Keterangan bahwa Rasulullah saw. salat ied di lapang merupakan khabariyyah
 2. Keterangan bahwa Rasulullah saw. melaksanakan salat ied di masjid karena kehujanan adalah dhaif
     keterangan terlampir
 3. Perlu kejelasan dan ketegasan status hukum tentang salat ied di masjid karena kehujanan.

 Dengan demikian Dewan Hisbah Persatuan Islam
MENGISTINBAT:
Salat ied di lakukan di lapang adalah lebih utama (afdhaliyah)


Sumber Catatan : https://www.facebook.com/RisalahSunnah/posts/454000014703979?comment_id=2268591&notif_t=comment_mention

SIDANG DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM DI JALAN PAJAGALAN 14 BANDUNG TENTANG HUKUM ROKOK

Nomor : 021/PP-05/A1/.87
Lamp :
Hal : Hasil Musyawarah Rokok
Bandung, 15 Syawal 1407 H
11 Juni 1987 M
Kepada Yth.
Pusat Pimpinan Persatuan Islam
Di
Bandung
بسم الله الرحمن الرحیم

Sehubungan dengan permintaan anggota Dewan Hisbah agar
diselenggarakannya musyawarah masalah hukum rokok, maka Dewan HIsbah
Persatuan Islam telah menyelenggarakan siding ke IV pada hari Ahad, tanggal
12 Syawal 1407 H/10 Mei 1987 di Pajagalan 14 Bandung, dimulai pada pukul
09.45 s/d 16.00 dan dihadiri oleh:
1. KH.E. Abdullah
2. KH.E. Sar’an
3. K.H.O. Syamsuddin
4. K.H.O. Abdulqadir Shadiq
5. al-Ust.H.M. Syarief Sukandi
6. al-Ust.H.M.Akhyar Syuhada
7. al-Ust. Ghazali
8. al-Ust.Usman Shalehuddin
9. al-Ust.Suraedi
10. al-Ust. Aceng Zakariya
11. al-Ust. Ikin Shadikin
12. Dr. H. Ading Suwardi (Dosen FK Unpad, ahli Anatomi)
13. Dr. H. Tuti S (Dosen FK Unpad, ahli Farmakologi)

Setelah para ahli menyampaikan penjelasanya, sekitar permasalahan
tembakau dan segala kaitannya yang berhubungan dengan segala akibatnya,
dilanjutkan dengan beberapa pandangan, baik dari pembuat makalah, al-
Ust.H.M. Syarief Sukandi juga dari Asatidz lainnya.
Maka diambil kesimpulan, bahwa:
1. Dalil-dalil yang menunjang haramnya rokok tidak mengena.
2. Rokok tidak termasuk fasad yang dimaksud Alquran.
3. Unsur-unsur rokok tidak ada yang termasuk khamr yang memabukkan.
4. Tidak ada nash dan illat yang jelas dan kuat.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka para anggota Dewan HIsbah Ittifaq,
bahwa rokok itu:

HUKUMNYA “MAKRUH”
Keterangan para ahli dalam masalah rokok
1. Dr. Ading dan Dr. Tuti:
a. Tembakau mengandung nicotine, tapi tembakau bukan nicotine.
b. Nicotine mempunyai dua sifat; merangsang dan menghambat, kalau
sedikit hanya sekedar merangsang, kalau banyak akan menghambat, akan
tetapi ini pun tergantung reaksi orang yang tidak sama.
c. Nicotine akan menjadi racun kalau dimakan sekaligus, mungkin sekali
sekitar 60 gr atau lebih.
d. Tembakau (rokok) sampai sekarang, belum dinyatakan sebagai penyebab
kanker, tapi hanya sekedar induksi kanker.
e. Pengaruh nicotine terhadap alat tubuh tergantung kadarnya dalam darah
dan tergantung adanya toleransi (proses yang terjadi pada seseorang
dimana ia memerlukan takaran yang lebih tinggi untuk mendapatkan
effect yang sama.
f. Banyak penyakit dan gejala-gejala penyakit hampir selalu disalahkan
kepada pemakaian tembakau. Walaupun penelitian luas telah dilakukan,
belumlah dapat disimpulkan bahwa pemakaian tembakau yang biasabiasa
akan merusak (kesehatan) sejumlah orang yang telah mempunyai
kebiasaan menggunakan tembakau.
g. Tidak ada bukti-bukti bahwa pemakaian tembakau menyebabkan
penyempitan pembuluh darah atau berakibat sakit di daerah jantung atau
mempunyai peranan dalam proses permulaan penyumbatan pembuluh
darah jantung.
h. Pengaruh nicotine secara psikhis:
- Rasa nyaman
- Percaya diri
- Pikiran “tenang”

2. Al-Ust. H.M. Syarief Sukandi, sesuai dengan makalahnya, tetapi beliau
menyatakan belum pernah menetapkan haram.

3. al-Ust. Suraedi:
- Rokok adalah masalah Ijtihadiyyah
- Perlu sikap hati-hati dalam menetapkan halal dan haram.

4. al-Ust. Ghazali:
- Dalil-dalil yang disampaikan dalam makalah tidak ada yang tepat sasaran
hukum haram.
- Alhukm yaduru ma’al illati wujudan wa ‘adaman (Hukum itu beredar
dengan illahnya.)
- Rokok hukumnya makruh.

5. al-Ust. Aceng Zakariya:
- Minum al-Khamr berlaku hukum dera, kalau rokok sama dengannya,
maka berlaku pula hukum dera.
- Jengkol dan pete lebih mengganggu daripada rokok.
- Tidak ada nash dan illahnya yang jelas dan kuat tentang haramnya rokok.
Mudah-mudahan hasil penelitian Dewan HIsbah ini bermanfaat,
khususnya untuk kalangan Jam’iyyah Persatuan Islam dan masyarakat Islam
pada umumnya.
Allahu Ya’khudzu bi Aidiina ila ma Fiihi Khairun lil Islami wal Muslimin.
Wassalaamu ‘Alaikum

DEWAN HISBAH PERSATUAN ISLAM
Ketua (a.i.) Sekretaris,
H.A. Latief Muchtar. MA Ikin Shadikin
MAKALAH
ALASAN PENGHARAMAN ROKOK BERIKUT BANTAHANNYA

Dalil-dalil yang dipakai alas an yang mengharamkan rokok, antara lain:
1. Bahwa merokok itu dianggap berbuat kerusakan, berdasarkan sebuah ayat:
– ...
لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ... – البقرة : 11

“…Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi…”. Al-Baqarah : 11
Ayat tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan masalah rokok, sebab
yang dimaksudkan dengan fasad itu ialah:

الفَسَادُ خُرُوجُ الشَّیْئِ عَنْ حَدِّ الإِعْتِدَالِ وَالصَّلاَحُ ضِدُّهُ. وَالفَسَادُ فِي
الأَرْضِ ھَیْجُ الحُرُوبِ وَالفِتَنِ الَّذِي تُؤَدِّي إِلَى اخْتِلاَلِ أَمْرِ المَعَاشِ
وَالمَعَادِ وَالسَّفْھِ : خِفَّةِ العَقْلِ وَفَسَادِ الرَّأْيِ

‘Fasad itu ialah keluarnya sesuatu dari batas tegak, dan Shalah itu kebalikan dari I’tidal.
Dan berbuat kerusakan di muka bumi ini, ialah mengadalan peperangan dan menyebarkan
fitnah yang menimbulkan kekacauan urusan dunia dan tempat kembali (akhirat) dan
safih, yaitu kurangnya akal dan rusaknya pandangan.

الفَسَادُ المَنْھِيُّ عَنْھُ ھُنَا الأَسْبَابُ المُؤْدِیَةُ إِلَى الفَسَادِ مِنْ إِفْشَاءِ إِسْرَارِ
المُؤْمِنِیْنَ إِلَى الكُفَّارِ وَإِغْرَائِھِمْ بِالمُؤْمِنِیْنَ وَتَنْفِیْرِھِمْ مِنَ اتِّبَاعِ مُحَمَّدٍ ص
وَالأَخْذَ بِمَا جَاءَ بِھِ مِنَ الإِصْلاَحِ إِلَى نَحْوِ أُولَئِكَ مِنْ فُنُونِ الشَّرِّ
– 83 : وَصُنُوفِ الفِتَنِ – المراغي, 1

Al-Fasad, yang dilarang dari pada fasad di sini, ialah sebab-sebab yang menimbulkan
kerusakan, yaitu menyebarluaskan rahasia orang-orang yang beriman kepada kafir, dan
mereka mengacaukan mu’minin, dan menjauhkan mu’minin mengikuti Nabi Muhammad
SAW serta mereka mengannggap kepada kebaikan yang didatangkan oleh Nabi
Muhammad itu berbagai kejahatan dan fitnah.’ Al-Maraghi 1 : 83

2. Bahwa merokok itu dianggap bunuh diri, berdasarkan firman Allah:
– ...
وَلاَ تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ... – النساء : 29

“…Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri…”. An-Nisa : 29
Alasan tersebut tidak tepat, sebab yang dimaksud dengan ayat itu ialah:

أَيْ لاَ یَقْتُلُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَعَبَّرَ بِذَالِكَ لِلْمُبَالَغَةِ فِي الزَجْرِ وَلِلإِشْعَارِ
بِتَعَاوُنِ الأُمَّةِ وَتَكَافُلِھَا وَوَحْدَتِھَا وَقَدْ جَاءَ فِي الحَدِیْثِ "المُؤْمِنُ كَالنَّفْسِ
الوَاحِدَةِ"

Yakni sebagian kamu tidak membunuh yang lainnya, dan Allah membuat ibrah dengan itu
untuk menunjukkan kesungguhan dalam larangan dan untuk menumbuhkan saling
menolong sesama umat, dan saling memikul serta bersatu. Dan sungguh telah datang dalam
sebuah hadis, ‘Orang-orang mukmin itu bagaikan satu jiwa.’
3. Bahwa merokok dianggap melampaui batas. Allah berfirman:
– ...
وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللهَ لا یُحِبُّ الْمُعْتَدِینَ... – البقرة : 190

“…Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang
yang melampaui batas.” Al-Baqarah : 190
Ayat inipun tidak tepat dijadikan dalil haramnya rokok, sebab yang
dimaksud dengan al-I’tida (melampaui batas) itu ialah:

مُجَاوَزَةُ الحَدِّ, وَالحَدُّ الَّذِي یَنْھَى اللهُ عَنْ مُجَاوَزِهِ إِمَّا شَرْعِيٌّ كَتَجَاوُزِ
الحَلاَلِ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ وَمَا یَتَعَلَّقُ بِھَا إِلَى الحَرَامِ, وَإِمَّا فِطْرِيٌّ
– 53 : طَبِعِيٌّ ھُوَ تَجَاوُزُ الشَّبَعِ إِلَى البَطَّةِ الضَارَّةِ – المراغي 8

Ialah melampaui batas yang dilarang melampauinya itu adakalanya sebangsa syara’ seperti
melampaui yang halal daripada makanan, minuman, dan yang bertalian dengan keduanya
kepada yang haram. Dan adakalanya kejadian yang biasa, yaitu melampaui batas kenyang
kepada kekenyangan yang membahayakan. Al-Maraghi 8 : 53
4. Bahwa merokok itu dipandang israf (berlebih-lebihan), berdasarkan firman
Allah:
– ...
وَلا تُسْرِفُوا إِنَّھُ لا یُحِبُّ الْمُسْرِفِینَ – الأنعام : 141

“…Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang
yang berlebih-lebihan.” Al-An’am : 141
Dalam tafsir al-Qurthubi dijelaskan:

وَالمَعْنَى المَقْصُودُ مِنَ الآیَةِ: لاَ تَأْخُذُوا الشَّیْئَ بِغَیْرِ حَقِّھِ ثُمَّ تَضَعُوهُ فِي
– 110 : غَیْرِ حَقِّھِ – القرطبي 7

Arti yang dimaksud dari ayat tersebut, ‘Janganlah kau mengambil sesuatu yang bukan
haknya, lalu menggunakannya pada yang bukan haknya.’ Al-Qurthubi VII 7

 وَقَالَ مُجَاھِدٌ: ... وَلَوْ أَنْفَقَ دِرْھَمًا أَوْ مُ  دا فِي مَعْصِیَّةِ اللهِ كَانَ مُسْرِفًا –
– 110 : القرطبي 7

Dan berkata Mujahid… Dan jika (Abu Qubais) mendermakan satu dirham atau satu
mud dalam kema’siatan kepada Allah, maka ia adalah orang yang israf. Al-Qurthubi
VII : 110
Dengan demikian, jelas bahwa merokok itu tidak termasuk israf
(berlebih-lebihan).

5. Bahwa merokok itu dipandang sebagai khabaits. Firman Allah:
– ...
وَیُحِلُّ لَھُمُ الطَّیِّبَاتِ وَیُحَرِّمُ عَلَیْھِمُ الْخَبَائِثَ – الأعراف : 157

“...dan Allah menghalalkan kepada mereka segala yang baik-baik, dan mengharamkan
atas mereka yang jelek-jelek.’ Al-A’raf
Ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan haramnya merokok. Sebab
maksud ayat tersebut ialah:

وَیُحَرِّمُ عَلَیْھِمْ مَا تَسْتَقْدِرُهُ النُّفُوسُ كَالمَیْتَةِ وَالدَّمِ المَسْفُوحِ وَمَا یُؤْخَذُ مِنَ
: الأَمْوَالِ بِغَیْرِ حَقٍّ كَالرِّبَا وَالرِّشْوَةِ وَالغَصَبِ وَالخِیَانَةِ – المراغي 9
– 83

Dan Allah mengharamkan kepada mereka apa-apa yang dianggap jijik oleh nafsu, seperti
bangkai, darah yang mengalir, dan harta kekayaan yang diambil yang bukan haknya,
seperti riba, suapan, ghasab, dan khianat. Al-Maraghi 9 : 83
Itulah yang dimaksud dengan khabaaits
.
6. Bahwa merokok itu dipandang menjerumuskan diri kepada kerusakan,
sebagaimana firman Allah:
– ...
وَلاَ تُلْقُوا بِأَیْدِیكُمْ إِلَى التَّھْلُكَةِ... – البقرة : 195

… Dan janganlah kamu menjerumuskan diri kepada kerusakan. Al-Baqarah : 195
Yang dimaksud dengan ayat tersebut ialah bahwa kamu harus berjuang
dengan sungguh-sungguh menegakkan Islam untuk mendapat kemenangan
dengan harta dan segala kemampuan yang ada. Jika tidak demikian, berarti
kamu menjerumuskan diri kepada kekalahan.
Jadi, ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan haramnya merokok.

7. Bahwa yang merokok itu dipandang mengikuti setan, dengan alasan:

وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّیْطَانِ – البقرة : 168

Dan janganlah kamu mengikuti gerak langkah syetan. Al-Baqarah : 168
Yang dimaksud dengan ayat tersebut ialah:

وَلاَ تُحَرِّمُوا مَا لَمْ یُحَرِّمْھُ اللهُ عَلَیْكُمْ فَإِنَّ ذَالِكَ إِغْوَاءٌ مِنْھُ وَاللهُ المُبْدِعُ قَدْ
أَبَاحَھَا لَكُمْ فَلَیْسَ لِغَیْرِهِ أَنْ یُحَرِّمَ أَوْ یُحَلِّلَ وَلاَ أَنْ یَتَعَبَّدَ لَكُمْ بِھِ –
– 53 : المراغي 8

Jangan kamu mengharamkan sesuatu yang Allah tidak mengharamkan kepadamu. Maka
yang demikian itu suatu penyelewengan/menyesatkan. Sedangkan Allah yang
Menciptakannya telah membolehkan kepadamu. Maka tidak boleh bagi yang lainnya
mengharamkan atau menghalalkan dan ia tidak akan tunduk kepadamu. Al-Maraghi : 8
: 53
Dalam ayat ini pun tidak terdapat yang mengharamkan rokok, bahkan
kita tidak boleh mengharamkan sesuatu jika Allah tidak mengharamkannya
.
KESIMPULAN

1. Tidak ada satu pun dalil yang shah dan sharih yang mengharamkan rokok.
Maka oleh karena itu, merokok hukumnya tidak haram.
2. Merokok hukumnya makruh karena baunya tidak sedap. Jadi merokok itu
bukan sesuatu perbuatan yang terpuji.

Sumber :http://pemudapersisjabar.wordpress.com/download/