Sabtu, 22 Desember 2012

KRITERIA ZAKAT TIJARAH (PERDAGANGAN DAN INDUSTRI) Bag 4 oleh Ustad Amin Saefullah Muchtar


Pengertian Tijarah 
Kata tijarah secara bahasa merupakan mashdar (akar kata) bagi tajarayatjuru. Secara istilah terdapat perbedaan orientasi di antara para ulama dalam mendefinisikan istilah  tijarah sebagai berikut:
A. Versi ar-Raghib al-Asfahani
التَّصَرُّفُ فِي رَأْسِ الْمَالِ طَلَبًا لِلرِّبْحِ
“Tijarah adalah mengelola modal untuk mencari laba (keuntungan)”. Al-Mufradat fi Gharib al-Quran, I:178
B. Versi al-Jurjani
عِبَارَةٌ عَنْ شَرَاءِ شَيْءٍ لِيُبَاعَ بِالرِّبْحِ
“Tijarah adalah ungkapan tentang membeli sesuatu untuk dijual karena (mencari) laba” At-Ta’rifat:72
C. Versi Abdur Rauf al-Munawi
تَقْلِيْبُ الْمَالِ بِالتَّصَرُّفِ فِيْهِ لِغَرْضِ الرِّبْحِ
“Tijarah adalah membalikkan harta dengan mengelolanya dengan tujuan mencari laba” At-Ta’arif:160
D. Versi Dr. Yusuf al-Qardhawi
هِيَ مَا يُعَدُّ لِلْبَيْعِ وَالسَّرَاءِ بِقَصْدِ الرِّبْحِ
“Tijarah adalah sesuatu yang dipersiapkan untuk jual-beli dengan maksud mencari laba” Fiqhuz Zakat, I: 314
E. Versi Lois Ma’luf
Kata tijarah mencakup dua pengertian
البَيْعُ وَالشَّرَاءُ لِغَرْض الرِّبْحِ
“Jual-beli dengan tujuan mencari laba”
Dan
مَا يُتَّجَرُ بِهِ
“Sesuatu yang diperdagangkan” Al-Munjid:59
Dari berbagai keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kata tijarah menunjukkan dua pengertian; Pertama, aktivitas jual-beli (dagang). Kedua, komoditas (barang dagangan). Tijarah dalam pengertian aktivitas jual-beli itu diistilahkan pula dengan al-buyu, bentuk jamak dari al-bay'. Sedangkan tijarah dalam pengertian komoditas diistilahkan pula dengan ‘urudh at-tijarah,
Kata tijarah dalam pengertian aktivitas jual-beli digunakan dalam Alquran sebanyak 7 kali antara lain:
A. Surat an-Nisa:29
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
B. Surat al-Baqarah:282
... ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلَّا تَرْتَابُوا إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمْ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Selain itu kata tijarah digunakan pula dalam Alquran sebagai kiasan ganjaran amal shaleh, antara lain
A. Surat as-Shaf:10
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
B. Surat al-Baqarah:16
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوْا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Selain dengan kata tijarah Alquran menggunakan pula kata al-bai' (mufrad, tunggal). Di dalam Alquran, penyebutan kata bai' diulang sebanyak 7 kali, antara lain:
A. Surat al-Jumu'ah:9
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
B. Surat al-Baqarah:275
...إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا...
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Alquran terkadang menggunakan pula kedua kata itu secara bersamaan, seperti pada surat an-Nur:37
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.
Kata tijarah dalam pengertian aktivitas jual-beli digunakan pula dalam hadis. Di dalam hadis penyebutan kata tijarah diulang ratusan kali, antara lain:
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r خَيْرُ أَعْمَالِكُمْ الْخَزَّازَةُ وَخَيْرُ  تِجَارَتِكُمْ  الْبَزُّ وَ تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِّزْقِ فِي التِّجَارَةِ وَالْعُشُرُ الْبَاقِي فِي سَائِرِ الأَعْمَالِ
Dari Ali, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Profesi kamu terbaik adalah penjual sutera, bisnis yang terbaik adalah jual kain, dan 90 % rezeki ada pada perdagangan, 10 % ada pada berbagai profesi”. H.r.Ad-Dailami. al-Firdaus bima'tsur al-Khithab, II:176, No. hadis 2879
عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ الأَزْدِيْ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ r تِسْعَةُ أَعْشَارِ الرِّزْقِ فِي التِّجَارَةِ وَالْعُشُرُ فِي الْمَوَاشِي
Dari Nuem bin Abdurrahman al-Azdi, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "90 % pintu rezeki itu ada pada perdagangan dan 10 % ada pada peternakan." H.r. Said bin Manshur. Tafsir ad-Durr al-Mantsur, II:495
Dalam riwayat lain disebutkan
عَلَيْكُمْ بِالتِّجَارَةِ فَإِنَّ فِيْهَا تِسْعَةَ أَعْشَارِ الرِّزْقِ
'Hendaklah kamu kuasai perdagangan, karena 90 % pintu rezeki ada dalam perdagangan”. H.r.Ibrahim al-Harabi. Ihya Ulum al-Din, II:62
Selain dengan kata tijarah di dalam hadis digunakan pula kata al-bai' (mufrad, tunggal) dan al-buyu' (jamak, plural, banyak). Di dalam hadis, penyebutan kata bai' dan buyu' diulang ratusan kali, antara lain:
قَالَ جَابِرٌ رَضِي اللَّه عَنْه حَرَّمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْعَ الْخَمْرِ
Jabir berkata, “Nabi mengharamkan jual-beli khamar” H.r.Al-Bukhari, Kitab al-Buyu' bab bai' al-Maitah wal ashnam, No. hadis 2.236


Tidak ada komentar:

Posting Komentar